Waktu memiliki gayanya sendiri. Ia bisa ditandai dengan kedisiplinan dan konsistensi.
Kalau kamu pernah memperhatikan sesuatu yang terjadi terus menerus
pada jam yang sama maka tak perlu melihat jarum jam untuk menandai
waktu. Seperti menandai waktu dengan bebunyian yang lewat di depan
rumah. Mereka yang selalu lewat pada jam yang sama tiap pagi.
Aku selalu menandainya dengan ini, tukang roti lewat dengan suara
yang keluar dari sound recorder-nya pada pukul 7. Tukang lontong yang
bekeliling dengan becak sambil memukul-mukulkan sendok ke piring selalu
datang pukul 8. Sebelumnya, tukang gas yang teriak-teriak, “gas!, gas!,
gas!,” lewat pukul 9, karena gas langka akhir-akhir ini dia tidak lewat
lagi. Mereka adalah jam hidup.
Lalu, apa menariknya menandai mereka yang memang sudah demikian kerjanya setiap hari itu?
Inilah yang hendak aku tuturkan kepadamu. Bahwa, tukang roti, tukang
lontong, tukang gas itu disiplin dan konsisten dengan waktu. Ia bisa
menjaga ritme kedatangannya pada satu tempat sesuai waktu yang telah
diperhitungkan sebelumnya. Sehingga ia bisa melewati sebuah komplek
perumahan atau jalanan tepat pada jam-nya. Dengan demikian, ia bisa
menjaga langganan. Orang-orang di komplek tempat tinggalku, umpamanya,
jika mereka ingin membeli roti untuk sarapan, akan menunggu di depan
rumah pukul 7, kalau ingin lontong tentu menunggu sejam kemudian.
Menariknya, mereka menunggu dengan kepastian pada jam-jam tersebut.
Tanpa wajah gelisah sembari melihat jam, atau menelepon sedang dimana,
masih jauh atau sudah dekat, dan sebagainya. Karena tukang roti dan
tukang lontong adalah orang setia pada pelanggannya. Kalau ia tidak
lewat sehari saja, serasa ada yang kurang.
Barangkali berbeda dengan kita, yang sering telat datang pada
waktunya atau ngaret. Kadang, sudahlah terlambat, banyak alasan pula.
Malah sering juga bohong, kalau misalnya belum datang, lalu ditelepon,
kebanyakan menjawab sedang di jalan, sudah dekat, hampir sampai, dan
beribu akal-akalan lainnya. Entah iya, entah tidak, berada dalam keadaan
seperti jawaban di telepon itu. Kadang masih di rumah, dibilangnya juga
masih di jalan, atau sudah hampir sampai. Bahkan, takut diomeli,
telepon tidak dijawab, SMS juga tidak dibalas.
Hal penting lainnya, dari tukang roti dan tukang lontong tersebut,
cara ia menghitung waktu. Sehingga tidak telat datang atau lewat di rute
jualannya. Bisa saja, ia tidak begitu hafal rumus fisika atau
matematika tentang kecepatan. Namun, secara tidak langsung ia terapkan
itu. Perhitungannya, jika ia berangkat dari rumah pukul 6, misalnya,
maka akan sampai di lokasi A pukul 6.30, lokasi B pukul 7, dan
seterusnya. Menghitung seperti ini, yang sering luput di kita. Makanya
sering telat. Kita hampir tidak pernah menghitung waktu tempuh ke suatu
tempat dengan segala kemungkinan hambatan di jalan. Padahal, bagi kita
yang bersekolah tinggi tentu paham benar rumus-rumus fisika atau
matematika untuk menghitungnya. Bahkan, kalau ada soal cerita tentang
ini dalam ujian, nilainya selalu bagus. Tidak ada salahnya juga rumus
itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan.
Tiba-tiba, aku ingat Bung Hatta. Tokoh besar yang selalu disiplin dan
tepat waktu. Saat itu beliau dibuang ke Banda Neira (Maluku). Para
pekerja perkebunan di sana sangat hafal, kalau Bung Hatta suka
jalan-jalan sore secara rutin pada jam yang sama. Setiap hari, dari
Senin hingga Sabtu sore, sekitar pukul 5, beliau akan mengelilingi pulau
Banda melewati kebun pala. Dengan jarak tempuh sekitar 3 kilometer
bolak-balik, Hatta menelusuri jalan setapak, rutenya sama. Dari rumah
menuju masjid, berbelok masuk hutan yang sunyi, melintasi kebun pala,
dan berhenti di dekat pantai ujung pulau. Dari situ berhenti sebentar,
lalu balik kearah semula.
Karena kebiasaan dan rutinitas yang tepat waktu tersebut, Bung Hatta
dijadikan jam. Setiap Bung Hatta muncul di perkebunan pala itu, para
pekerja akan berseru, “Sudah pukul 5.” Lalu, mereka berhenti bekerja dan
bersiap pulang. Kemunculan Bung Hatta ini penting, karena tidak ada jam
di kebun itu.
Tukang roti atau tukang lontong yang lewat di depan rumahku setiap
pagi itu, mungkin tidak mengenal Bung Hatta secara detail. Selain
sebagai pahlawan dan proklamator sebagaimana tertulis dalam buku sejarah
di sekolah. Namun, secara tidak sadar, ia meneladani dan mengamalkan
cara-cara Bung Hatta untuk disiplin terhadap waktu dalam menjalankan
rutinitas.
Lalu, bagaimana dengan kita, yang belajar di sekolah bertaraf internasional atau world class university.
Kita yang mengenali Bung Hatta dan tokoh-tokoh lainnya, yang selalu
disiplin soal waktu. Kita yang cukup tahu ada 1111 lebih ungkapan soal
waktu dari berbagai bangsa dan agama di dunia. Aku pikir, ada baiknya
belajar disiplin dan konsisten dengan angka-angka yang ditunjuk oleh
jarum pendek dan jarum panjang itu ke tukang roti atau tukang lontong
tadi. (*)
Aniiees
Senin, 25 Juni 2012
Facebook Mulai Sepi, Ada Apa Gerangan?
Screenshot Facebook
Facebook mulai sepi, dari yang dulunya ramai dengan status yang tak henti-hentinya bermunculan di news feed, kini rasanya sudah mulai sedikit. Saya merasakan itu semua karena news feed saya sekarang kebanyakan diisi dengan info-info dari MetroTV, grup, dan situs jualan online yang saya Like.Akan saya beritahu kenapa Facebook mulai sepi. Situs jejaring sosial adalah bisnis yang menggiurkan namun penuh resiko, kalau satu orang saja sudah mulai malas menggunakan situs tersebut berarti ada satu elemen membosankan yang ada di situs itu. Mari kita ambil contoh pendek, MySpace dan Friendster, kenapa dua situs ini ambruk dan pada akhirnya ‘dipaksa’ untuk dirancang ulang?
Friendster merupakan situs kencan online yang lebih populer di Asia. Begitupun dengan MySpace namun lebih populer di Amerika Serikat dan Eropa + ditambah fitur musik dimana semua orang bisa mengunggah lagu favorit mereka atau membuat halaman profil band mereka sendiri.
Friendster dipandang menarik oleh banyak orang, terutama anak muda Indonesia, sebagai cara untuk menjadi terkenal. Semakin banyak orang yang meng-‘add’, maka orang tersebut dianggap “Keren”, “Imut”, “Ganteng” dan sebagainya dan layak untuk di ‘add’ orang-orang senusantara. Karena itu jangan heran kalau satu orang bisa punya 3 akun Friendster dengan nama seperti “Fajri Surya Putra I”, “Fajri Surya Putra II”, “Fajri Surya Putra III”, dan seterusnya. Biasanya orang yang paling banyak di ‘add’ adalah cewek yang memasang foto agak seksi, putih, dan wajah imut, sedangkan cowok? Paling sering meng-‘add’ ketimbang di-‘add’ (percayalah, sebagian besar cowok mengalaminya).
Kelebihan lain dari Friendster adalah penggunanya bebas mengotak-atik CSS halamannya sendiri, sehingga mereka bisa berkreasi dengan menambahkan gambar latar, mengubah gaya tulisan, menambah ini kemudian itu. Cewek narsis akan menghiasinya dengan warna ungu, biru, dan pink yang membuat mata silau, sedangkan cowok rata-rata berwarna hitam sebagai tanda ‘cool’ atau menampilkan band metal kesayangan mereka (dulu anak sekolahan hobi dengar musik rock dan metal).
MySpace bisa dibilang pionirnya situs-situs kencan pada masa itu, fitur-fitur yang ada di Friendster, dan sebagian besar situs jejaring sosial pada masa itu, kebanyakan berasal dari MySpace. Otak-atik kode CSS, menambah siapapun jadi teman walau tidak kenal, dan sebagainya, namun MySpace memiliki halaman musik, dimana penggunanya bisa menambah daftar musik dengan artis-artis kesayangan mereka.
Band-band baru banyak bermunculan di MySpace dan jangan heran band-band yang namanya sudah berkibar sekarang banyak berasal dari MySpace. Jangan heran kalau situs ini ramai dengan pecinta musik, karena MySpace adalah media promosi gratis pada saat itu dan bagi yang beruntung bisa langsung terkenal kalau musiknya bagus.
Lalu kenapa kedua situs ini jatuh setelah kemunculan Facebook? Yang pertama Facebook memiliki fitur untuk menghubungkan anak muda berdasarkan sekolah atau kampus mereka, jadi pada awal kemunculannya Facebook banyak anak muda yang bersorak, “Wow, ternyata dia ada di Facebook! Add ah. Eh, ada dia juga. Waaaa...” ini adalah fitur terkeren yang paling dicari, menghubungkan teman-teman SMA atau semasa kuliah dulu lewat satu situs, Facebook.
MySpace dan Friendster ditinggalkan karena kebanyakan pengguna bosan dengan fitur yang itu-itu saja, tidak adanya fitur keamanan, dan rentan di hack. Selain itu pengguna Facebook mengundang teman-teman mereka lewat email untuk beramai-ramai menggunakan Facebook, sehingga yang menggunakan FS dan MS (singkatan kedua situs ini) langsung hijrah.
Kalau kita simpulkan apa-apa saja fitur yang ada di Facebook yang membuat orang tertarik, kurang lebih seperti ini:
- Menghubungkan teman-teman sekolah
- Notifikasi real-time
- Sistem Komentar yang interaktif
- Ada Games
- Bisa mengunggah foto sebanyak mungkin
- Like
- Keamanan dan privasi
- Terintegrasi dengan situs lain
Fitur-fitur menarik yang ada di Facebook semuanya ditujukan atas satu hal, “Stay Connected” (Tetap Terhubung), artinya orang-orang bertemu di dunia nyata terlebih dulu, dan kemudian dilanjutkan ke dunia maya. Sayangnya, sebagian besar pengguna Facebook malah melakukan yang sebaliknya.
Sebagian orang yang mengerti dengan konsep “Privasi” sangat menjaga hal ini, terutama di dunia maya yang semua serba terbuka. Sebagian besar tidak begitu memahami, sehingga privasi dianggap bukanlah hal penting demi popularitas.
Karena pengaruh Friendster yang dulu terkenal, kebanyakan anak muda Indonesia masih terkena penyakit “add gue yach”, dan stigma ‘semakin banyak yang meng-add maka semakin keren’ masih berlanjut hingga kini. Ada kebanggaan tersendiri kalau punya teman lebih dari 1000 orang, kalau ditanya, “Kamu kenal mereka semua?” biasanya mereka akan menjawab dengan senyum kecil.
Yang punya teman ribuan orang biasanya punya beberapa alasan, ada yang main asal confirm tanpa melihat siapa orangnya, ada yang lihat dulu mutual friend-nya berapa, ada yang lihat taraf kegantengan/kecantikannya dan ada juga yang karena tidak tahu siapa lagi yang mau dia ‘add’ atau ‘confirm’.
Seharusnya kalau orang-orang ini mau punya banyak teman, kenapa tidak membuat situs sendiri saja seperti blog? Di blog kamu bisa berkreasi sesuka hati, mau ngoceh tentang ini itu, mengunggah foto yang narsis sejagad raya, atau mau buat tampilannya senorak mungkin juga terserah. Wordpress dan Blogger adalah pilihan tepat kalau kamu adalah orang yang narsis dan ingin punya banyak teman. Blog adalah halaman pribadimu yang gratis, orang tidak akan mengeluh dan pengunjung blog kamu pasti suka kalau diisi dengan tulisan kehidupan kamu sehari-hari yang seru dan menyenangkan.
Dari tahun 2010 hingga 2012 kita kerap melihat berita di televisi ada orang yang kenalan di Facebook, lalu ngopi darat, dan diculik. Ada juga yang seperti itu, tapi langsung menikah diam-diam, pulang-pulang langsung ditangkap polisi atas tuduhan penculikan. Akibatnya beberapa orang tua menganggap Facebook itu berbahaya dan saya yakin ada orang tua yang memaksa anaknya untuk meng-‘add’ dia sebagai teman di Facebook untuk diawasi lebih ketat, cerobohnya orang tua kadang anaknya membuat status seperti, “Ugh, Smash jelek amet”, orang tua langsung ikut berkomentar, “Eh, jangan gitu, nanti Smash tau gimana!? Nanti kamu dituntut, dipenjara, bla bla bla...”
Anak SD, walaupun sebenarnya tidak boleh, juga ikut membuat akun Facebook. Alasannya? Untuk main Poker, Ninja Saga, Farmville, dan berbagai game lainnya. Jangan heran kalau anak zaman sekarang sudah tahu kata seperti, “F**k”, “WTF”, “Cacad”, dan kata-kata hinaan lainnya karena semua itu asalnya dari game.
Lalu kenapa Facebook belakangan ini terasa hampa?
- Orang-orang hijrah ke Twitter
- Bosan dengan tampilannya
- Fitur yang itu-itu saja
- Fitur Timeline yang dianggap menyampah
- Keseringan di-hack
- Status teman yang galau dan 4LaY setiap hari
- Facebook suka mengganti tampilan mendadak
- Fitur privasi yang dianggap memusingkan
- Pasang status tapi tidak ada yang komentar
- Keasyikan di BBM, lupa di Facebook
- DLL
Akibat dari terkenalnya Facebook juga berakibat maraknya situs jejaring sosial baru yang fiturnya masih 11-12 dengan Facebook. Ada status, komentar, add, foto, dan sebagainya yang terlalu ‘retro’ untuk jejaring sosial. Jadi, kalau ada jejaring sosial baru, walaupun ada embel-embel yang “Pinter”, “Keren”, “Lain dari yang lain,” ujung-ujungnya akan sangat mirip dengan Facebook atau Twitter.
Tanda-tanda Facebook mulai ditinggalkan penggunanya sudah muncul, semua tergantung dari bagaimana Mark Zuckerberg meningkatkan fitur dan kualitas situsnya agar pengguna lamanya tetap betah berlama-lama dan kemungkinan untuk menambah anggota baru.
Dan bagi para pengguna, apakah kalian masih mau bertahan di Facebook? Ataukah kalian sekarang sudah mulai keranjingan dengan Twitter yang lebih bebas dan bisa pasang Tweet sesuka hati? (*)
Perbedaan Memory ROM dan RAM serta Fungsinya
Tidak
sedikit orang yang masih bingung membedakan sebuah jenis memory yang
berjenis RAM dan ROM. ROM kependekan dari Read Only Memory, yaitu
perangkat keras pada komputer berupa chip memori semikonduktor yang
isinya hanya dapat dibaca. ROM tidak dapat digolongkan sebagai RAM,
walaupun keduanya memiliki kesamaan yaitu dapat diakses secara acak
(random).ROM berbeda dengan RAM.
Nah di bawah ini terdapat Perbedaan diantara keduanya antara lain:
1.
ROM tidak dapat diisi atau ditulisi data sewaktu-waktu seperti RAM.
Pengisian atau penulisan data, informasi, ataupun program pada ROM
memerlukan proses khusus yang tidak semudah dan se-fleksibel cara
penulisan pada RAM. Biasanya, data atau program yang tertulis pada ROM
diisi oleh pabrik yang membuatnya. Umumnya ROM digunakan untuk menyimpan
firmware, yaitu perangkat lunak yang berhubungan dengan perangkat
keras. Contoh ROM semacam ini adalah ROM BIOS. ROM BIOS berisi program
dasar sistem komputer yang berfungsi untuk mengatur dan menyiapkan semua
peralatan atau komponen yang ada atau yang terpasang pada komputer saat
komputer ‘dinyalakan/dihidupkan’.
2.
Informasi/data/program yang tertulis pada ROM (isi ROM) bersifat
permanen dan tidak mudah hilang dan tidak mudah berubah walaupun
komputer ‘dimatikan’ atau dalam keadaan mati (off). Sedangkan pada RAM,
semua isinya (baik berupa data, program atau informasi) akan hilang
dengan sendirinya jika komputer ‘dimatikan’ (dalam keadaan off).
3.
ROM dapat menyimpan data tanpa membutuhkan daya. Itulah sebabnya data
dalam ROM tidak akan hilang walaupun komputer mati. Sedangkan RAM
membutuhkan daya agar dapat menyimpan data, jika RAM tidak mendapatkan
daya, dengan sendirinya tidak akan dapat menyimpan data. Hal inilah yang
menyebabkan data yang terdapat dalam RAM secara otomatis akan hilang
bila komputer mati (off).
4.
ROM modern sering ditemukan dalam bentuk IC (Integrated Circuit), sama
seperti RAM yag wujudnya kebanyakan juga berupa IC. Teks atau kode yang
tertulis pada kedua jenis IC ini berbeda. IC ROM biasanya memiliki kode
tulisan (teks) 27xxx. Angka 27 menunjukkan kode untuk ROM, sedangkan xxx
menjunjukkan kapasitas ROM dalan satuan kilo bit.
Fungsi ROM
Seperti
telah diungkapkan sebelumnya bahwa umumnya ROM digunakan untuk
menyimpan firmware. Pada perangkat komputer, sering ditemukan untuk
menyimpan BIOS. Pada saat sebuah komputer dinyalakan, BIOS tersebut
dapat langsung dieksekusi dengan cepat, tanpa harus menunggu untuk
menyalakan perangkat media penyimpan lebih dahulu seperti yang umum
terjadi pada alat penyimpan lain selain ROM.
Umumnya,
pada media simpan lain, jika dieksekusi untuk dibaca isi atau datanya,
media simpan tersebut harus dinyalakan lebih dahulu sebelum dibaca, yang
tentu saja membutuhkan waktu agak lama. Hal seperti ini tidak terjadi
pada ROM.
Pada komputer (PC) modern, BIOS disimpan dalam chip ROM yang dapat ditulisi ulang secara elektrik yang dikenal dengan nama Flash ROM. Itulah sebabnya istilah flash BIOS lebih populer daripada ROM BIOS.
Struktur dari RAM dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Input storage, digunakan untuk menampung input yang dimasukkan lewat alat input
2. Program storage, dipakai untuk menyimpan semua instruksi-instruksi program yang akan di proses
3. Working storage, digunakan untuk menyimpan data yang akan diolah dan hasil dari pengolahan
4. Output storage, digunakan untuk menampung hasil akhir dari pengolahan data yang akan ditampilkan ke alat output
Input
yang dimasukkan lewat alat input, pertama kali ditampung terlebih
dahulu di input storage, bila input tersebut berbentuk program, maka
dipindahkan ke program storage dan bila berbentuk data, akan dipindahkan
ke working storage. Hasil dari pengolahan juga ditampung di working
storage dan hasil yang akan ditampilkan ke alat output dipindahkan ke
output storage.2. Program storage, dipakai untuk menyimpan semua instruksi-instruksi program yang akan di proses
3. Working storage, digunakan untuk menyimpan data yang akan diolah dan hasil dari pengolahan
4. Output storage, digunakan untuk menampung hasil akhir dari pengolahan data yang akan ditampilkan ke alat output
Sejarah teknik batik
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia,
batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat
populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah
semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal
setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.[6]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.[6]
RESEP / CARA JITU MEMBUAT JUDUL PENELITIAN SKRIPSI / TESIS
Seringkali kita mendengar keluhan
rekan mahasiswa yang belum mendapat judul penelitian. Padahal ia sudah
diburu waktu untuk menyelesaikan tugas penelitian pendahuluan atau tugas akhir
penelitian. “Apakah kamu sudah dapat judul penelitian ? Apa judul
penelitiannya ?” Begitulan pertanyaan yang sering terdengar di
kalangan rekan mahasiswa.
Judul seringkali lebih popular dibicarakan dibandingkan dengan topik penelitian, walaupun sebenarnya topik penelitian jauh lebih penting didahulukan dibandingkan dengan judul penelitian. Mengapa ? Bisa jadi karena dengan mengetahui judul penelitian maka seakan-akan “penelitian sudah dalam genggaman, tinggal diteruskan”. Alasan lain adalah judul akan “tertulis jelas, mudah dilihat di cover depan penelitian”, sedangkan topik tidak tertulis nyata dan harus banyak berfikir dulu sebelum menentukannya. Benarkah demikian ? Ada sedikit benarnya tetapi perlu dipahami bahwa judul penelitian hanyalah sekedar “kulit” penelitian atau bagian kecil dari penelitian, sedangkan topik penelitian sesungguhnya merupakan “isi atau jiwa” dari penelitian itu sendiri.
Sebelum ditelaah lebih lanjut mari kita lihat definisi dari judul penelitian. Judul penelitian adalah suatu kalimat singkat dan padat yang menggambarkan suatu penelitian. Sebenarnya pembuatan judul penelitian adalah urutan kesekian dalam tahapan-tahapan penelitian. Judul bisanya dibuat setelah seorang peneliti telah berhasil menentukan topik penelitian. Bahkan ada dosen pembimbing penelitian yang menyarankan agar judul penelitian dibuat setelah penulisan penelitian itu selesai. Mengapa ? karena judul penelitian merupakan bagian dari topik penelitian, sedangkan topik penelitian adalah pokok permasalahan penelitian, sehingga bila sudah mengetahui topik penelitian, maka judul bisa belakangan disusun.
Namun demikian tetap saja judul penelitian sangat menarik untuk dibicarakan dan ditelaah. Karena selain akan jelas tertulis di cover depan, dalam judul penelitian biasanya terdapat penekanan, kata-kata yang menarik, batasan penelitian, metode penelitian dan variable penelitian yang akan diteliti. Masih pusing menentukan judul penelitian ? Berikut adalah tips / cara membuat judul penelitian yang menarik dan berbobot. Judul sebaiknya :
1. Singkat, jelas dan berbobot. Usahakan jumlahnya tidak lebih dari 25 kata. Judul penelitian harus singkat karena menggambar efektivitas dan efisiensi. Judul jangan terlalu panjang karena akan membingungkan, dan membuat orang berfikir panjangtentang apa focus penelitiannya
2. Harus sesuai dengan topik penelitian. Judul yang baik harus merupakan perwujudan dari topik penelitian. Pembaca akan akan dapat mengetahui atau membayangkan isi dari penelitian, teori yang digunakan, metodologi yang dipakai. Misalnya judul “PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PT BPR SYARIAH AMANAH RABBANIAH BANJARAN-BANDUNG “. Perhatikan judul ini :
a. “PENGARUH a terhadap b ” kata pengaruh menunjukkan metode yang digunakan adalah regresi sederhana atau korelasi sederhana, dengan tambahan pembahasan misalnya deskriptif demografik responden, deskriptif jawaban esponden, grafik dan lain-lain.
b. TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA). Menunjukkan dua variabel yang akan diteliti yaitu TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Variabel X, independen variabel) dan RETURN ON ASSET (ROA) (Variabel Y, dependen variabel)
c. PADA PT BPR SYARIAH AMANAH RABBANIAH BANJARAN-BANDUNG. Menunjukkan studi kasus yang diteliti, dibatasi hanya terjadi di PT BPR SYARIAH AMANAH RABBANIAH BANJARAN-BANDUNG. Jadi kesimpulan yang didapat hanya berlaku lokal yaitu di BPR tersebut, dengan metode penelitian kuantitatif yang mengarah pada pengambilan kesimpulan yang mengerucut (deduktif).
3. Tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. Judul penelitian berbeda dengan judul judul koran atau headline suatu majalah yang begitu bombastis dan provokatif agar laku dijual. Judul juga tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku seperti norma agama, sosial, budaya dan etika, misalnya adanya unsur penghinaan terhadap kelompok, agama atau nabi tertentu. Judul yang mengandung kata yang tidak sopan juga dilarang.
4. Tidak menimbulkan interpretasi Ganda. Misalnya judul “ Analisis Kultur Budaya dan pengaruhnya terhadap kecenderungan terjadinya Pengangguran di daerah X. Judul ini banyak menimbulkan prasangka “ Apakah yang dimaksud pengangguran adalah unemployment (tidak bekerja) atau underemployment (kadang bekerja, kadang tidak ) ?
5. Tidak provokatif. Judul penelitian haruslah netral dan hanya merupakan dugaan, yang kemudian diteliti dengan menjunjung nilai ilmiah yang tinggi dan tidak memihak atau mengarahkan pembaca.
6. Bukan merupakan kalimat Tanya. Bila menggunakan kalimat Tanya ini adalah judul yang tidak lazim, sangat jarang ditenui karena ini dapat menggambar keraguan dari peneliti. Misalnya judul “ Analisis pengaruh cover majalah terhadap minat baca ?” Perhatikan tanda tanya menunjukkan keraguan.
(Sumber :Usman Rianse dan Abdi. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (2008:44), diolah)
Berikut adalah beberapa contoh judul penelitian Ekonomi Syariah yang dapat dijadikan rujukan :
1. MODEL PERENCANAAN PROGRAM PELATIHAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN EKONOMI SYARIAH (Studi Deskriptif Pada Program Pelatihan Kewirausahaan PROMAG MULIA di LP2ES Daarut Tauhiid Bandung)
2. PENGARUH BANTUAN MODAL DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN ANGGOTA MISYKAT (Studi tentang Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat di Kecamatan Sukasari Kota Bandung)
3. ANALISIS DISKRIMINAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MENJADI NASABAH BANK SYARIAH DAN NON BANK SYARIAH (Studi pada Nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung dan Nasabah Bank Konvensional di Kota Bandung)
4.PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PT BPR SYARIAH AMANAH RABBANIAH BANJARAN-BANDUNG
5.ANALISIS MUTU LAYANAN ELECTRONIC DELIVERY CHANNEL DALAM KAITANNYA DENGAN KEPUASAN NASABAH (Studi Deskriptif terhadap Mutu Layanan Electronic Delivery Channel pada Bank Jabar Syariah Bandung)
6. PENGARUH PERUBAHAN JUMLAH DANA PIHAK KETIGA DALAM JENIS TABUNGAN MUDHAROBAH TERHADAP NILAI BAGI HASIL YANG DIBERIKAN BANK SYARIAH KEPADA NASABAHNYA PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA
7.PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK SYARIAH (Penelitian pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.)
8.PENGARUH PENDAPATAN BAGI HASIL MUDHARABAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BNI SYARIAH
9. PENGARUH NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS ( Suatu kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri )
10. PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS BANK SYARIAH (Penelitian pada BPR Syariah Amanah Rabbaniah) BANJARAN BANDUNG
11. ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN BAGI HASIL DAN PENDAPATAN JUAL BELI TERHADAP PENDAPATAN OPERASI PADA BANK SYARIAH (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)
Judul seringkali lebih popular dibicarakan dibandingkan dengan topik penelitian, walaupun sebenarnya topik penelitian jauh lebih penting didahulukan dibandingkan dengan judul penelitian. Mengapa ? Bisa jadi karena dengan mengetahui judul penelitian maka seakan-akan “penelitian sudah dalam genggaman, tinggal diteruskan”. Alasan lain adalah judul akan “tertulis jelas, mudah dilihat di cover depan penelitian”, sedangkan topik tidak tertulis nyata dan harus banyak berfikir dulu sebelum menentukannya. Benarkah demikian ? Ada sedikit benarnya tetapi perlu dipahami bahwa judul penelitian hanyalah sekedar “kulit” penelitian atau bagian kecil dari penelitian, sedangkan topik penelitian sesungguhnya merupakan “isi atau jiwa” dari penelitian itu sendiri.
Sebelum ditelaah lebih lanjut mari kita lihat definisi dari judul penelitian. Judul penelitian adalah suatu kalimat singkat dan padat yang menggambarkan suatu penelitian. Sebenarnya pembuatan judul penelitian adalah urutan kesekian dalam tahapan-tahapan penelitian. Judul bisanya dibuat setelah seorang peneliti telah berhasil menentukan topik penelitian. Bahkan ada dosen pembimbing penelitian yang menyarankan agar judul penelitian dibuat setelah penulisan penelitian itu selesai. Mengapa ? karena judul penelitian merupakan bagian dari topik penelitian, sedangkan topik penelitian adalah pokok permasalahan penelitian, sehingga bila sudah mengetahui topik penelitian, maka judul bisa belakangan disusun.
Namun demikian tetap saja judul penelitian sangat menarik untuk dibicarakan dan ditelaah. Karena selain akan jelas tertulis di cover depan, dalam judul penelitian biasanya terdapat penekanan, kata-kata yang menarik, batasan penelitian, metode penelitian dan variable penelitian yang akan diteliti. Masih pusing menentukan judul penelitian ? Berikut adalah tips / cara membuat judul penelitian yang menarik dan berbobot. Judul sebaiknya :
1. Singkat, jelas dan berbobot. Usahakan jumlahnya tidak lebih dari 25 kata. Judul penelitian harus singkat karena menggambar efektivitas dan efisiensi. Judul jangan terlalu panjang karena akan membingungkan, dan membuat orang berfikir panjangtentang apa focus penelitiannya
2. Harus sesuai dengan topik penelitian. Judul yang baik harus merupakan perwujudan dari topik penelitian. Pembaca akan akan dapat mengetahui atau membayangkan isi dari penelitian, teori yang digunakan, metodologi yang dipakai. Misalnya judul “PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PT BPR SYARIAH AMANAH RABBANIAH BANJARAN-BANDUNG “. Perhatikan judul ini :
a. “PENGARUH a terhadap b ” kata pengaruh menunjukkan metode yang digunakan adalah regresi sederhana atau korelasi sederhana, dengan tambahan pembahasan misalnya deskriptif demografik responden, deskriptif jawaban esponden, grafik dan lain-lain.
b. TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA). Menunjukkan dua variabel yang akan diteliti yaitu TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Variabel X, independen variabel) dan RETURN ON ASSET (ROA) (Variabel Y, dependen variabel)
c. PADA PT BPR SYARIAH AMANAH RABBANIAH BANJARAN-BANDUNG. Menunjukkan studi kasus yang diteliti, dibatasi hanya terjadi di PT BPR SYARIAH AMANAH RABBANIAH BANJARAN-BANDUNG. Jadi kesimpulan yang didapat hanya berlaku lokal yaitu di BPR tersebut, dengan metode penelitian kuantitatif yang mengarah pada pengambilan kesimpulan yang mengerucut (deduktif).
3. Tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. Judul penelitian berbeda dengan judul judul koran atau headline suatu majalah yang begitu bombastis dan provokatif agar laku dijual. Judul juga tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku seperti norma agama, sosial, budaya dan etika, misalnya adanya unsur penghinaan terhadap kelompok, agama atau nabi tertentu. Judul yang mengandung kata yang tidak sopan juga dilarang.
4. Tidak menimbulkan interpretasi Ganda. Misalnya judul “ Analisis Kultur Budaya dan pengaruhnya terhadap kecenderungan terjadinya Pengangguran di daerah X. Judul ini banyak menimbulkan prasangka “ Apakah yang dimaksud pengangguran adalah unemployment (tidak bekerja) atau underemployment (kadang bekerja, kadang tidak ) ?
5. Tidak provokatif. Judul penelitian haruslah netral dan hanya merupakan dugaan, yang kemudian diteliti dengan menjunjung nilai ilmiah yang tinggi dan tidak memihak atau mengarahkan pembaca.
6. Bukan merupakan kalimat Tanya. Bila menggunakan kalimat Tanya ini adalah judul yang tidak lazim, sangat jarang ditenui karena ini dapat menggambar keraguan dari peneliti. Misalnya judul “ Analisis pengaruh cover majalah terhadap minat baca ?” Perhatikan tanda tanya menunjukkan keraguan.
(Sumber :Usman Rianse dan Abdi. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (2008:44), diolah)
Berikut adalah beberapa contoh judul penelitian Ekonomi Syariah yang dapat dijadikan rujukan :
1. MODEL PERENCANAAN PROGRAM PELATIHAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN EKONOMI SYARIAH (Studi Deskriptif Pada Program Pelatihan Kewirausahaan PROMAG MULIA di LP2ES Daarut Tauhiid Bandung)
2. PENGARUH BANTUAN MODAL DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN ANGGOTA MISYKAT (Studi tentang Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat di Kecamatan Sukasari Kota Bandung)
3. ANALISIS DISKRIMINAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MENJADI NASABAH BANK SYARIAH DAN NON BANK SYARIAH (Studi pada Nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung dan Nasabah Bank Konvensional di Kota Bandung)
4.PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PT BPR SYARIAH AMANAH RABBANIAH BANJARAN-BANDUNG
5.ANALISIS MUTU LAYANAN ELECTRONIC DELIVERY CHANNEL DALAM KAITANNYA DENGAN KEPUASAN NASABAH (Studi Deskriptif terhadap Mutu Layanan Electronic Delivery Channel pada Bank Jabar Syariah Bandung)
6. PENGARUH PERUBAHAN JUMLAH DANA PIHAK KETIGA DALAM JENIS TABUNGAN MUDHAROBAH TERHADAP NILAI BAGI HASIL YANG DIBERIKAN BANK SYARIAH KEPADA NASABAHNYA PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA
7.PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK SYARIAH (Penelitian pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.)
8.PENGARUH PENDAPATAN BAGI HASIL MUDHARABAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BNI SYARIAH
9. PENGARUH NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS ( Suatu kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri )
10. PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS BANK SYARIAH (Penelitian pada BPR Syariah Amanah Rabbaniah) BANJARAN BANDUNG
11. ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN BAGI HASIL DAN PENDAPATAN JUAL BELI TERHADAP PENDAPATAN OPERASI PADA BANK SYARIAH (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)
Langganan:
Postingan (Atom)